DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinkes PP dan KB Kabupaten Kapuas Hulu Himbau Masyarakat Waspada Demam Berdarah
Putussibau, Senin 25 Nov 2024
 
dinkes.kapuashulukab.go.id
PUTUSSIBAU - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu Kastono, S.Kep.,M.E menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
 
"DBD merupakan suatu penyakit akibat infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, dari sakit sampai berat
bahkan kematian," ungkap Kastono, Senin (25/11/2024).
 
Lebih lanjut Kabid P3 Dinkes PP dan KB Kabupaten Kapuas Hulu menyampaikan, Perlu diketahui bahwa tidak
semua DBD menimbulkan gejala perdarahan yang nyata.
Infeksi dengue yang ringan disebut demam dengue
(tanpa kebocoran pembuluh darah), sedangkan infeksi lebih berat menyebabkan demam berdarah dengue (dengan kebocoran pembuluh darah).
 
"Kebocoran pembuluh darah ini menyebabkan cairan
keluar dari pembuluh darah sehingga terjadi syok. Syok merupakan akibat jaringan tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen yang dibawa oleh darah," jelasnya.
 
Ada tiga fase yang terjadi pada penderita Demam Berdarah, diantaranya Fase Demam. Pada fase demam (hari ke 1
sampai 3), anak demam tinggi, tidak mau makan dan minum,
mual, dan lemas. Trombosit dan kekentalan darah (hematokrit) pada fase ini umumnya masih normal.
 
"Bahaya pada fase ini adalah terjadinya dehidrasi dan kejang
yang dicetuskan demam. Kemudian berikutnya Fase Kritis
Setelah hari ketiga, demam mulai turun. Pada fase bebas
demam ini, terjadi perembesan cairan melalui pembuluh darah, penurunan jumlah trombosit, dan peningkatan kekentalan darah. Anak dalam fase kritis memiliki
risiko besar mengalami syok dan perdarahan," papar Kastono.
 
Selanjutnya sambung Kastono, Fase Penyembuhan, 
Jika anak mengalami penanganan yang baik, maka anak akan
memasuki fase penyembuhan. Pada fase ini, anak lebih aktif
dan mau makan. Cairan yang sebelumnya merembes keluar
pembuluh darah akan masuk kembali pada fase penyembuhan.
 
"Jika cairan infus tidak segera dikurangi, anak memiliki risiko kelebihan cairan dalam tubuh," ungkap Kabid P3.
 
Sedangkan Gejala utama pada dengue adalah demam. Namun, tidak semua demam adalah dengue. Pada dengue, demam umumnya timbul mendadak dan tinggi (>38,5°C) pada anak yang sebelumnya masih aktif, disertai berbagai gejala lain seperti Tidak mau makan atau minum, Rewel atau lemas, 
Nyeri kepala, nyeri otot, nyeri belakang mata, Mual dan muntah, perdarahan (mimisan, gusi berdarah, buang air besar
bercampur darah) Ruam kemerahan pada kulit.
 
Selain itu ada Demam yang disebabkan infeksi virus lain (seperti diare atau batuk pilek) umumnya tidak mendadak dan anak masih cukup aktif jika demam turun. Setelah demam turun di hari ketiga, perlu dicurigai adanya infeksi dengue.
Sebagai penuntun lain, adanya tanda bahaya (warning signs)
berikut menandakan perlunya anak untuk segera dibawa
berobat.
 
Terjadi buang air kecil berkurang, Mimisan atau buang air besar berdarah, Muntah terus-menerus, Nyeri perut hebat
Tangan dan kaki dingin, Cenderung tidur dan sulit dibangunkan, Tidak sadar, bicara meracau, atau kejang.
 
"Segera kunjungi dokter atau Fasilitas kesehatan terdekat jika dicurigai adanya infeksi Dengue dan tanda bahaya (warning signs) Demam Berdarah," pesan Kabid P3. (*)