DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, ANC dan Stunting
Putussibau, Rabu 31 Jul 2024
 
DINKES-PPKB. KAPUAS HULU,
PUTUSSIBAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu terus berupaya dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir serta dalam Rangka Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di wilayah tersebut.
 
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan Rapat Pembentukan dan Evaluasi Jejaring Skrining Layak Hamil, ANC dan Stunting di Kabupaten Kapuas Hulu pada Rabu (30/7/2024).
 
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Ade Hermanto, S.K.M.,M.A.P, Ketua Tim Kerja KIA dan jajaran Staf, serta menghadirkan narasumber dr. Erni Suryani Wongso, M.M., Sp.OG.
 
Dalam kesempatan tersebut, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu Ade Hermanto menyampaikan, jejaring bertujuan untuk memperkuat sistem pelayanan Antenatal pada Ibu Hamil dan Pencegahan Stunting.
 
"Dengan mengutamakan kerjasama dalam sistem rujukan horizontal antara Puskesmas dengan FKTP Swasta dan Vertikal dengan FKRTL yang melaksanakan pelayanan KIA dalam wilayah kerja Puskesmas dan pembinaannya untuk mencapai cakupan layanan ANC 6X sesuai standar layanan dan mendukung percepatan penurunan stunting," jelas Ade.
 
Karenanya lanjut Ade, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Neonatal harus terus dioptimalkan.
 
Seperti diketahui, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan faktor utama dampak dari pelayanan KIA. Tahun 2015 AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Data Survey Antar Sensus (SUPAS) 2015), sementara target penurunan AKI tahun 2024 sebesar 183 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Neonatal (AKN) sebagai faktor utama dampak dari pelayanan bayi baru lahir.
 
Menurut data baseline SDKI 2012 AKN di Indonesia sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (Data SDKI 2017), target penurunan AKB tahun 2024 sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup, target ini diperkirakan akan tercapai. (*)