Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Seksi Gizi Gelar Workshop Pencegahan Stunting
Putussibau, Jumat 27 Nov 2020

Dinkes.kapuashulukab.go.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu melalui Seksi Gizi menyelenggarakan Workshop Peran Darma Wanita dalam rangka membantu pencegahan Stunting di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2020. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu selama 2 (dua) hari yakni Tanggal 25-26 November 2020.

Kasi Gizi Siti Wahdah, S.GZ, RD, M.P.H menyampaikan, kegiatan tersebut dalam rangka penguatan penggerakan dan pelaksanaan

intervensi spesifik dan sensitif terutama di desa

lokus di Kabupaten Kapuas Hulu, khsusunya dalam upaya penurunan stunting.

Wahdah menjelaskan bahwa, stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat

kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama

dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua

tahun.

"Satu anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah

minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya. Namun masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa stunting adalah suatu masalah serius, hal ini dikarenakan belum banyak yang mengetahui

penyebab, dampak dan pencegahannya," ungkap Wahdah

Dijelaskan Wahdah, stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya

menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap

penyakit.

"Tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan saat ini dan produktivitas anak di masa dewasanya. 

Bahkan secara jangka panjang, stunting dapat mengakibatkan kerugian ekonomi," kata dia.

Lebih lanjut Wahdah menjelaskan, penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab langsung dan

tidak langsung. Mengacu pada The Conceptual Framework of the Determinants of Child

Undernutrition""The Underlying Drivers of Malnutrition'o , dan "Faktor Penyebab

Masalah Gizi Konteks Indonesia" 7 penyebab langsung masalah gizi pada anak, termasuk

stunting, adalah konsumsi makanan dan status infeksi. 

"Adapun penyebab tidaklangsungnya meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga,

pola asuh pemberian ASI MP ASI, pola asuh psikososial, penyediaan MP ASI, kebersihan

dan sanitasi, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Intervensi terhadap

penyebab langsung dan tidak langsung tersebut diharapkan dapat mencegah masalah

gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi," papar Wahdah.

Ditambahkannya, pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup

intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting. 

"Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkanpengetahuan dan melibatkan kaum perempuan dalam hal perbaikan Pola asuh anak," jelas Wahdah.

Oleh karenanya, Wahdah berharap melalui kegiatan tersebut, terwujudnya komitmen peserta dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting

di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2020.

"Kemudian terbangunnya komitmen dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting," harapnya.

Maka, lanjut Wahdah, workshop itu sangat penting, dalam rangka meningkatkan pengetahuan perserta akan masalah gizi pada balita dan pentingnya

pencegahan terhadap stunting.

Kegiatan workshop dihadiri PKK, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan Bunda PAUD di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. (*)