DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinas Kesehatan PP dan KB Melaksanakan Workshop Pelatihan Kader Layanan Lansia di Kecamatan Badau
Badau, Minggu 17 Sep 2023
BADAU  - Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69,81 tahun pada tahun 2010 menjadi menjadi 72,4 tahun pada tahun 2035. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu H. Sudarso, S.Pd.,M.M ketika membuka kegiatan Workshop Pelatihan Kader Layanan Lansia di tiga Kecamatan wilayah perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2023 pada hari Sabtu (16/9/2023).
 
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Sebindang Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu dan dihadiri Kader Lansia Kecamatan Badau, Empanang dan Kecamatan Puring Kencana.
 
Hadir Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu Ade Hermanto, SKM.,M.A.P, Kepala Subbagian Program Dinkes PP dan KB Khatarina Ellyani Rinyasari, S.Tr.Keb.,M.A.P dan para Kader Lansia.
 
Lebih lanjut Kepala Dinas Kesehatan PP dan KB menyampaikan, meningkatnya Usia Harapan Hidup menyebabkan persentase penduduk lanjut usia (lansia) terhadap total penduduk diperkirakan juga terus meningkat. 
 
Berdasarkan data BPS, jumlah lansia pada tahun 2010 sebesar 18 juta jiwa, akan mengalami peningkatan 2 kali lipat pada tahun 2035 menjadi 48 juta. Saat ini pada tahun 2019, penduduk lansia sekitar 9,3 persen dari jumlah penduduk, jadi diantara 10 penduduk ada 1 orang lansia.
 
"Lansia merupakan salah satu kelompok yang rentan dalam keluarga. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penyakit tidak menular yang terbanyak diderita oleh lansia adalah hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit sendi, penyakit jantung, diabetes mellitus (penyakit gula), stroke, gagal ginjal dan kanker," ungka H. Sudarso.
 
Disamping masalah kesehatan, masalah kesehatan gigi dan mulut, masalah gizi serta gangguan mental dan kognitif juga mulai meningkat. 
 
"Lansia juga cenderung menderita penyakit lebih dari satu," jelas Sudarso.
 
Oleh karena itu kata Sudarso, perlu dilakukan pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lansia dengan perhatian khusus sesuai dengan karakteristiknya, untuk mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif dan pRodukTif (SMART). 
 
"Maka upaya promotif dan preventif sebagai strategi utama perlu terus ditingkatkan disamping upaya kuratif dan rehabilitatif dan Salah satu pendekatan yang efektif adalah melalui pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat," kata Sudarso.
 
Disampaikan Sudarso, upaya pembinaan dan pemeliharaan kesehatan Lansia di masyarakat harus melibatkan semua komponen yang ada di masyarakat.
 
"Dalam hal ini kader merupakan unsur yang sangat penting. Peran kader kesehatan Lansia menjadi sangat penting karena sebagai ujung tombak pembinaan kesehatan lansia di masyarakat," tegas Sudarso.
 
Kader dapat berperan dalam penyuluhan, penggerakan masyarakat, membantu pelayanan serta pendampingan terhadap lansia dan keluarganya dan sebagainya. 
 
"Untuk menjalankan perannya kader memerlukan pengetahuan dan ketrampilan terkait kesehatan lansia, oleh karena itu perlu dilaksankan kegiatan Workshop Pelatihan Kader Layanan Lansia," pungkasnya.
Adapun Workshop Pelatihan Kader Layanan Lansia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Lansia dalam memberikan layanan kesehatan Lansia di masyarakat. (*)