Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Puskesmas Selimbau Laksanakan Pertemuan Rembuk Stunting
Selimbau, Rabu 26 Aug 2020

Dinkes.kapuashulukab.go.id - Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus mendorong percepatan penurunan stunting di daerah. 

Saat ini upaya - upaya penurunan stunting sudah ditindaklanjuti oleh jajaran Puskesmas.

Beberapa waktu lalau, Puskemas Selimbau melaksanakan rembuk stunting. Hadir Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kapuas Hulu Ade Hermanto, SKM, Kasi Gizi, Kepala Bappeda dan jajaran, serta Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kapuas Hulu. Hadir pula Camat Selimbau beserta unsur Forkopimcam Selimbau.

Kepala Puskesmas mengungkapkan, saat ini pihaknya terus bekerja keras dengan lintas sektor terkait dengan upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memperhatikan tumbuh kembang anak.

"Permasalahan stunting tidak hanya dipengaruhi oleh gizi anak saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya seperti pola asuh, ketersedian air bersih layak minum, jamban sehat dan lain-lain," ungkapnya.

Sehingga dalam penanganan dan  pencegahannya pun juga harus dilakukan secara menyeluruh atau konvergen. 

"Konvergensi ini tidak hanya pada aspek intervensi program atau kegiatannya saja namun juga  konvergen dalam data  sasaran, indikator pemantauan juga termasuk para pelakunya," kata dia.

Sebagaimana diketahui, secara keseluruhan interevensi penanganan dan pencegahan stunting ini diklasifikasi menjadi dua jenis yaitu intervensi spesifik dan intervensi  sensitive. Intervensi spesifik ini intervensi yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak atau sasaran 1000  HPK. Intervensi ini berkontribusi 30 persen dalam suksesnya penanganan stunting. 

Sedangkan intervensi sensisitif yaitu intervensi dengan sasaran masyarakat umum melalui  berbagai kegiatan pembangunan diluar bidang kesehatan. Intervensi  ini berkontribusi 70 persen dalam suksesnya  penanganan stunting. (*)