Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinkes PP dan KB Gelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis
Putussibau, Selasa 18 Oct 2022
 
PUTUSSIBAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu melalui Sub Koordinator Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular TIM P3 menggelar Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Program Tuberkulosis di Kabupaten Kapuas Hulu.
Kegiatan tersebut berlangsung dari Tanggal 17 - 18 Oktober 2022, dengan melibatkan Pengelola TB Puskesmas dan Rumah Sakit se Kabupaten Kapuas Hulu.
Hadir Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu H. Sudarso, S.Pd.,MM sekaligus membuka kegiatan. Hadir Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kastono, S.Kep.,ME, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ade Hermanto, SKM, Sub Koordinator P3PM David Marwandi, S.Kep.,M.Kes dan jajaran dilingkungan Dinkes PP dan KB lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kadinkes PP dan KB H. Sudarso menyampaikan, saat ini Tuberkulosis masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia dan indonesia masih berada diperingkat ketiga dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak setelah India dan Tiongkok.
"Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan insidensi kasus tuberkulosis menjadi 65 per 100.000 penduduk pada tahun 2030," terang Sudarso.
Disampaikan Sudarso, upaya penanggulangan tuberkulosis di Indonesia tahun 2020?2024 telah diarahkan untuk mempercepat upaya Indonesia mencapai eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, serta mengakhiri epidemi tuberkulosis di tahun 2050.
"Eliminasi  TBC   adalah  pengurangan  terhadap  TBC secara berkesinambungan guna menekan angka penyakit   serendah   mungkin,   agar   tidak  menjadi masalah  kesehatan," kata Sudarso.
Adapun target eliminasi TBC pada tahun 2030 adalah menurunkan angka   kejadian  (incidence   rate)   TBC menjadi  65  (enam  puluh lima)  per 100.000  (seratus ribu)  penduduk dan penurunan  angka kematian   akibat  TBC  menjadi   6 (enam)  per 100.000 (seratus  ribu)  penduduk. 
“Kami mengharapkan peran serta penanggung jawab program tuberkulosis baik di Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, Rumah Sakit dan Puskesmas se Kabupaten Kapuas Hulu agar target eliminasi TBC tahun 2030 tercapai," harap Sudarso.
Lebih lanjut Sudarso mengatakan bahwa, capaian indikator utama program TBC Kabupaten Kapuas Hulu sampai dengan triwulan III tahun 2022 seperti indikator penemuan jumlah terduga (suspect) tb sebanyak 1.450 terduga atau 43,4 ?ri sasaran sebanyak 3.342 terduga dan penemuan kasus sebanyak 325 penderita dan jumlah pasien yang diobati sebanyak 224 penderita masih dibawah target kabupaten. 
"Oleh karena itu, dalam rangka Evaluasi Capaian Indikator program TBC tahun 2022 dan percepatan peningkatan capaian indikator program TBC tahun 2022, maka dilakukan pertemuan monitoring dan evaluasi program TBC yang melibatkan pelaksana kegiatan TBC di tingkat Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB, RS dan Puskesmas serta lintas program dan lintas sektor agar target eliminasi tbc tetap dapat tercapai," paparnya.
Adapun upaya peningkatan capaian penanggulangan TBC diperlukan beberapa hal yaitu  peningkatan penemuan kasus secara aktif yang didukung intensifikasi kolaborasi layanan untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus TBC,  penyediaan sarana atau jejaring diagnosis tbc di semua layanan rujukan, penyediaan logistik yang mencukupi dan berkesinambungan, peningkatan kompetensi, inisiasi dan partisipasi seluruh petugas kesehatan dalam pencegahan dan pengobatan TBC termasuk kasus TBC berat serta pemantauan minum obat, dan peningkatan peran kelompok penyintas TBC dan komunitas dalam komunikasi informasi dan edukasi untuk cakupan keberhasilan pengobatan, serta pemberian TPT pada kontak serumah ditingkatkan dan diperkuat dengan edukasi oleh petugas kepada masyarakat untuk capaian indicator pengobatan pencegahan untuk semua kontak dengan pasien TBC.
"Merupakan tugas kita bersama yang hadir pada pertemuan ini untuk bekerja keras, cerdas dan ikhlas pertama untuk meningkatkan edukasi, komunikasi, dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit TBC. Kedua, meningkatkan intensitas atau jangkauan ke masyarakat, ketiga, melakukan penguatan Faskes, serta memperkuat sistem informasi dan pemantauan," pungkas Sudarso. (*)