Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinkes PP dan KB Canangkan Imunisasi PCV di Wilayah Perbatasan
Badau, Rabu 05 Oct 2022

 

PUTUSSIBAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu, melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P3) melaksanakan Pencanangan Pneumokokus Konjugasi atau Pneumoccocal Conjugate Vaccine (PCV) di wilayah perbatasan RI-Malaysia Kecamatan Badau, Rabu (4/10/2022).

Pencanangan imunisasi di Pasar Wisata Badau itu tinjau langsung oleh Bupati Kapuas Hulu Fransiskus Diaan, SH, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu H. Sudarso, S.Pd.,MM beserta Forkopimda Kabupaten Kapuas Hulu.

Sementara itu, Kabid P3 Kastono, S.Kep.,ME menyampaikan bahwa, Pneumonia merupakan penyakit yang sangat endemis dan menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi dan balita di Indonesia, sehingga diperlukan upaya untuk memutus rantai penularannya melalui pemberian imunisasi. 

Disampaikan Kastono lagi, berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor: HK.01.07/Menkes/6780/2021 sebagaimana diubah dalam keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.01.07/ Menkes/ 779/ 2022 tentang pemberian imunisasi Pneumokokus Konyugasi (PCV), Imunisasi PCV akan diintroduksi dalam program imunisasi secara nasional dan sudah dicanangkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 16 September 2022 di kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

"Pneumonia penyebab kematian terbesar pada bayi dan balita, dimana 70 persen penyebabnya dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu 20 persen karena haemophilues influenza tipe b (dapat dicegah dengan vaksin hib) dan 50 persen karena Streptococcus Pneumoniae (dapat dicegah dengan Vaksin PCV)," kata Kastono.

Imunisasi PCV adalah imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Selain mencegah pneumonia, imunisasi pcv juga dapat mencegah penyakit radang selaput otak (meningitis) dan radang telinga tengah (otitis media) yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus yang sama, imunisasi pcv sudah ditetapkan sebagai imunisasi rutin yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia. 

"Pemberian imunisasi ganda pada pelaksanaan imunisasi pcv terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan risiko terjadinya kejadian ikutan paska imunisasi (kipi)," imbuhnya.

Pemberian imunisasi PCV bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dan merata sebagai upaya mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) seperti campak, difteri, tetanus, pertusis, polio, hepatitis b, meningitis, pneumonia.

Sasaran pelaksanaan imunisasi pneumokokus konyugasi (pneumococcal conjugate vaccine/pcv) adalah usia 2-12 bulan,  dengan pemberian sebanyak 3 dosis yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan yang dilaksanakan di posyandu, puskesmas, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Agar terbentuk kekebalan masyarakat (herd imunity) yang tinggi dibutuhkan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata diseluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa. 

Bila tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi maka yang akan terlindungi bukan hanya hanya anak-anak yang mendapatkan imunisasi tetapi juga seluruh masyarakat.

Lebih lanjut Kastono mengatakan, dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata diseluruh wilayah khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu, pihaknya menghimbau dan mengharapkan kerjasama dan dukungan dari stakeholders, dalam hal ini Pemerintah Daerah, LSM, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat dan tokoh agama, organisasi profesi (Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, PPNI, dan IBI), organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, media cetak dan elektronik serta seluruh lapisan masyarakat dalam mensuksekan pelaksanaan imunisasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi rutin lengkap.

"Sehingga masyarakat mau dan mampu mendatangi tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dan tidak terpengaruhi isu-isu negatif (hoax) yang tidak tepat terkait imunisasi. Jadi merupakan tugas kita bersama yang hadir pada kegiatan ini untuk bekerja keras dan cerdas terutama untuk meluruskan informasi yang tidak benar tentang imunisasi, memobilisasi semua sumber daya yang ada untuk mensosialisasikan manfaat imunisasi, memastikan vaksin mudah didapat dan mudah dijangkau dan meningkatkan pelayanan imunisasi yang bermutu dan merata. Agar tidak muncul lagi kasus-kasus atau kejadian luar biasa penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I)," tuntasnya. (*)