Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinkes PP dan KB Gelar Pertemuan Orientasi Kelas Ibu Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Putussibau, Rabu 03 Aug 2022

 

PUTUSSIBAU - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan 

pertemuan Orientasi Kelas Ibu Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tahun 2022.

Pertemuan tersebut berlangsung di Aula Kantor Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu (3/8/2022) 

Kegiatan yang dijadwalkan selama 3 (tiga) hari itu diikuti oleh 23 Bidan Koordinator dan 7 (tujuh) orang Bidan Desa.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Ade Hermanto, SKM mewakili Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB saat membuka kegiatan menyampaikan, 

Tujuan dari pertemuan Orientasi Kelas Ibu Bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas itu diantaranya, 

untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal.

"Kemudian meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan kelas ibu, dan meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan dalam pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kelas ibu," terang Ade.

Disampaikan Ade Hermanto, tiga tantangan utama percepatan penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) adalah masih kurang optimalnya akses terhadap pelayanan di fasilitas kesehatan yang berkualitas.

"Terbatasnya sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, serta rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu dan Anak balita yang merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian) dan diperkirakan 15 persen kehamilan dan persalinan akan mengalami komplikasi. 

"Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai standart dan melakukan rujukan segera," jelas Ade.

Disamping itu masih banyak ibu hamil yang memeriksa kehamilannya pertama kali (K1) tidak pada trimester 1 dan ibu hamil yang telah memeriksa kehamilannya ke tenaga kesehatan masih banyak yang tidak meneruskan kunjungannya untuk pemeriksaan selanjutnya sehingga tidak dapat mencapai K4.

"Artinya kesinambungan pelayanan antenatal belum berjalan dengan baik," timpalnya.

Maka lanjut Ade, salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dalam rangka meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan antenatal agar dapat mencapai K4 dan berperan aktif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak balita adalah melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan pengembangan kelas Ibu.

"Yang merupakan sarana untuk belajar kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir dengan menggunakan buku KIA," tambahnya.

Buku ini kata Ade, berisi catatan kesehatan ibu mulai kehamilan hingga anak berusia 5 tahun yang berisi informasi cara menjaga kesehatan, melalui kelas ibu diharapkan ibu hamil dan ibu balita memahami isi dari Buku KIA. (*)