Dinkes.kapuashulu - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu M. Nazarudin, S.KM.,M.PH menyebutkan empat orang keluarga dari pasien Reaktif COVID - 19 yang berasal dari Desa Mensiau Kecamatan Batang Lupar saat ini sudah diisolasi.
"Mereka ini sebelumnya yang mengantar pasien reaktif COVID - 19 ini ke Putussibau. Selain diisolasi, keluarga pasien ini juga sebelumnya sudah dicek kesehatannya dan hasilnya non reaktif COVID - 19," katanya, Rabu (15/4/2020).
Nazarudin mengungkapkan diisolasinya empat orang keluarga pasien reaktif COVID 19 ini akan ditempatkan disalah satu rumah Kepala Desa setempat dan status mereka pun ialah Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Selama mereka diisolasi 14 hari, segala makan minum mereka ditanggung oleh desa. Dan saat masa isolasi sudah berakhir, mereka baru diperbolehkan kembali ke desanya," ujarnya.
Dari Dinas Kesehatan Kapuas Hulu juga sudah melakukan penyemprotan disinfektan di rumah betang Mensiau tempat pasien reaktif COVID 19 itu tinggal.
Sebelumnya Nazarudin mengungkapkan, munculnya pasien reaktif COVID 19 ini bermula ketika ada seorang laki - laki berusia 49 tahun dari Desa Mensiau yang mengalami sakit selama dua minggu sebelum yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit Putussibau.
"Pada minggu pertama dia sakit, dia hanya mengeluhkan batuk, terus ada pembengkakan kelenjar getah bening dibawah ketiak kirinya. Kemudian berobatlah dia ke Pustu di Ukit - Ukit, tapi tidak sembuh sehingga dia pun berobat lagi ke Puskesmas Batang Lupar," ujarnya.
Saat diobati kata Nazarudin, yang bersangkutan ternyata ada keluhan batuk bercampur darah, pada buang air besar pun keluar darah, dan pembengkakan kelenjar. Seminggu kemudian yang bersangkutan dirujuk ke rumah sakit Putussibau. Dirumah sakit, dia diperiksa rapid test COVID 19 untuk melihat antibodi ditubuhnya. Begitu dicek ternyata hasilnya reaktif COVID 19, tapi ini bukan positif.
"Datang kerumah sakit Putussibau untuk mendapatkan pemeriksaan darah rutin dan foto ronsen paru. Besoknya hasilnya dibacakan bahwa foto ronsen parunya tidak ada mengarah ke Pnemonia artinya paru - parunya bagus," jelas Nazarudin.
Nazarudin menegaskan bahwa pasien reaktif COVID 19 ini riwayat perjalananannya tidak ada berasal dari daerah transmisi lokal penularan COVID - 19. Apalagi bepergian ke luar negeri.
"Jadi pasien ini ketika sakit hanya berada dikampungnya saja dan jika dilihat, pasien ini memiliki riwayat pos operasi usus buntu dan gula darahnya tinggi serta mengalami anemia," ucapnya.
Nazarudin menegaskan, bahwa pemeriksaan yang menggunakan alat rapid test, tidak menentukan positif - negatif seseorang terkena COVID 19. "Yang menentukan seseorang positif - negatif COVID 19 ialah hasil laboratorium dari Litbangkes Jakarta," tegasnya.
Sambung Nazarudin, saat pasien reaktif COVID 19 ini masih dirawat di rumah sakit Putussibau, kondisinya kini sudah mulai membaik. Hanya saja yang bersangkutan masih diisolasi, namun statusnya masih ODP.
Sementara Ugen Camat Batang Lupar membenarkan jika ada warganya yang akan diisolasi terkait kasus reaktif COVID 19 yang menimpa warga Desa Mensiau.
"Tadi malam memang sudah ada dari pihak keluarga pasien reaktif COVID 19 yang diisolasi di rumah Kepala Desa Mensiau yang ada di Lanjak ini, tapi hanya 3 orang saja. Bukan 4 orang, karena satu orang lagi belum bisa diisolasi karena yang bersangkutan merupakan istri pasien. Saat ini dia lagi ada di Putussibau, menjaga suaminya," pungkasnya.