Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Kadinkes P2KB Paparkan Program Inovasi Dihadapan Wabup
Putussibau, Kamis 14 Apr 2022

PUTUSSIBAU - Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu H. Sudarso, S.Pd.,MM didampingi sejumlah pegawai dilingkungan Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Kapuas Hulu memaparkan program inovasi OPD di hadapan Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat.

Pemaparan program inovasi tersebut berlangsung di ruang rapat Bupati, pada Rabu (13/4/2022). Dihadiri juga sejumlah pimpinan OPD lainnya dilingkungan Pemkab Kapuas Hulu.

Dalam paparannya, Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu H. Sudarso menyampaikan bahwa, salah satu program inovasi Dinas Kesehatan yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir yakni Program "MADU BULIN) 

Madu Bulin yakni singkatan dari Masyarakat Peduli Ibu Hamil dan Bersalin. Dimana program tersebut dalam rangka menggerakkan partisipasi masyarakat untuk lebih peduli dengan ibu hamil dan bersalin.

"Strategi program ini adalah Strategi membentuk

Tim Rujukan kasus kegawatdaruratan Kebidanan di Kabupaten, membentuk grup whatsapp, Bidan koordinator, serta membentuk grup whatss app

pendonor darah," terang Sudarso. 

Dalam aksinya, jika ada kasus kegawatdaruratan kebidanan bidan Koordinator, maka Puskesmas

segera menghubungi Tim Rujukan dan juga

langsung melakukan konsultasi dengan

dokter Kebidanan yang ada di RSUD Rujukan tentang penangan awal sebelum dirujuk," papar Sudarso.

Terciptanya Program Inovasi Madu Bulin tersebut kata Sudarso, memperhatikan kondisi yang ada sebelumnya bahwa keluarga terlambat mengambil keputusan, sehingga pasien terlambat mendapat penanganan.

"Selain itu sering ditemukan karena terlambatnya pasien ke tempat rujukan karena kendala transportasi, serta terlambatnya pasien mendapat penanganan karena terbatasnya sarana dan sumber daya manusia," jelas Sudarso.

Lebih lanjut Sudarso menyampaikan, beberapa faktor juga sering ditemukan, misal sulitnya akses terhadap pendonor darah, belum optimalnya program P4K atau Program Perencanaan Persalinan Komplikasi.

"Sulitnya terhadap pelayanan kesehatan bermutu, dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengubah kebiasaan praktik tradisional dalam perawatan kehamilan, persalinan dan pasca bersalin," ungkap Sudarso.

Untuk itu kata Sudarso, pihaknya akan terus berupaya memaksimalkan segenap upaya dalam meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang bermutu untuk masyarakat Bumi Uncak Kapuas. 

"Itu dimulai dari membangun komitmen, meningkatkan kinerja tenaga kesehatan, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan inovasi," pungkasnya. (*)