Jika anda pernah bepergian ke daerah terdampak Corona.
Harap segera melapor dengan meng-klik tombol ini !.
LAPOR
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Dinkes Pastikan Puskesmas Jangkau Pustu Yang Tidak Memiliki Nakes
Putussibau, Rabu 04 Aug 2021

PUTUSSIBAU - Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara maksimal, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kapuas Hulu masih membutuhkan banyak tenaga kesehatan. Pasalnya dibeberapa Puskesmas Pembantu (Pustu) di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu saat ini masih mengalami kekosongan Nakes. Namun demikian Dinas Kesehatan melalui setiap Puskesmas-Puskesmas telah berupaya membuat strategi agar setiap desa bisa di jangkau pelayanan kesehatan.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono mengungkapkan, sampai saat ini sedikitnya ada 53 fasilitas kesehatan setingkat Pustu mengalami kekosongan.

Dijelaskan Kastono, untuk mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Pustu-pustu tersebut masih terkendala dengan anggaran, sehingga pihaknya juga tidak bisa melakukan pengangkatan maupun penempatan tenaga kesehatan di Faskes tersebut. 

"Untuk menempatkan 53 tenaga kesehatan di 53 faskes di Desa yang terjadi kekosongan itu kita membutuhkan anggaran 1,6 milyar," jelas Kastono.

Kastono juga menyinggung terkait informasi yang disampaikan masyarakat tentang kekosongan Nakes di Desa Tembang Kecamatan Bunut Hilir.

"Sebenarnya sudah ada tenaga kesehatan yang ditempatkan di sana. Selain itu tenaga kesehatan Puskesmas Bunut Hilir sendiri tetap melakukan kunjungan sekali sebulan ke desa dalam rangka posbindu maupun posyandu," jelas Kastono.

Ditambahkan Kastono, strategi-strategi tersebut juga tetap dilakukan untuk di 53 Faskes yang terjadi kekosongan. 

"Jadi Puskesmas tetap mengunjungi memberikan pelayanan, namun satu bulan sekali," tegas Kastono.

Lebih lanjut Kastono mengatakan saat ini saja ada sekitar 737 tenaga kesehatan jika ditambah 53 tenaga kesehatan untuk mengisi di 53 Faskes yang terjadi kekosongan itu berarti sekitar minimal kedepan harus ada 790 tenaga kesehatan. 

Kastono mengakui bahwa banyak putra-putri daerah yang  siap menjadi tenaga kesehatan, baik itu bidan maupun perawat. 

"Hanya saja kendala itu tadi. Anggaran, semoga ini menjadi perhatian kita semua. Karena jika anggaran siap, kita siap mengangkat dan menempatkan putra-putri daerah yang menyandang gelar Bidan maupun Perawat," tuntas Kastono. (*)