EMBALOH HULU - Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan anak sejak dini, Puskesmas Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Hulu melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTKA) di PAUD Tunas Harapan Desa Ulak Pauk Kecamatan Embaloh Hulu pada 15 April 2021.
Pelayanan SDIDTK menjadi sangat penting karena kelainan tumbuh kembang yang dideteksi secara dini akan mendapatkan intervensi yang sesuai. Kelainan tumbuh kembang yang terlambat dideteksi dan diintervensi dapat mengakibatkan kemunduran perkembangan anak dan berkurangnya efektivitas
"Program Stimulasi, deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTKA) merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan," ungkap Lapianus, S.Gz, Kepala Puskesmas Embaloh Hulu.
Untuk itu kata dia, kegiatan SDIDTKA sangat penting, agar semua anak pra sekolah dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
"Dengan mendeteksi jika ada penyimpangan secara dini dan melakukan rujukan ke tenaga kesehatan agar dapat dilakukan intervensi," katanya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan Tenaga Kesehatan Puskesmas Embaloh Hulu diantaranya Janter H.P.T, A.Md.Kep, Selvina Sri Winarti, A.Md.Keb
dan Katherine Y.Blandina, A.Md.Keb.
Untuk itu semua anak usia pra sekolah di PAUD Tunas Harapan Desa Ulak Pauk dapat dideteksi tumbuh kembangnya dan apabila ada penyimpangan agar dapat dilakukan intervensi
Hadir dalam kegiatan 1 orang staff Puskesmas dan 1 orang petugas Pustu Ulak Pauk, 1 orang petugas Poskesdes Ulak Pauk. Hadir juga 3 orang guru PAUD
dan 9 orang murid PAUD.
Pada kegiatan tersebut juga dilaksanakan skrining untuk 9 orang anak PAUD, 4 orang tidak hadir dan 3 orang tidak dilakukan skrining karena sudah melewati usia pra sekolah yaitu usia 86 bulan, 78 bulan dan 76 bulan.
Dari hasil deteksi diperoleh 5 orang tidak ditemukan penyimpangan, 3 orang terkendala di bicara dan bahasa karena tidak dapat menyebutkan nama lengkapnya dan 1 orang tidak dapat mengancingkan pakaiannya sendiri. Maka petugas kesehatan melaksanakan sosialisasi dan kemandirian. (*)