DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK
DAN KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN KAPUAS HULU
 
Tahun 2019 Dinkes Kapuas Hulu Sudah Lakukan Survei PSG Balita
Putussibau, Jumat 10 Jan 2020
Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu pada tahun 2019 telah melakukan Survei Pemantauan Status Gizi  (PSG) Balita di wilayah tersebut.
Survei Pemantauan Status Gizi Balita ini dilakukan satu kali setiap tahun. Adapun Tujuannya adalah untuk mengetahui persentase masalah gizi Balita berdasarkan indikator Berat Badan menurut Umur (BB/U),  Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) di seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu.
Metodologi Survei Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita
a. Waktu pengumpulan data : tanggal, 8 – 31 Juli 2019
b. Populasi seluruh Balita umur 0 – 59 Bulan
c. Sampel 75 - 80?ri sasaran, terdiri dari Baduta (umur 0-23 bulan) yang diukur sebanyak 6135 anak dan Balita (umur 0-60 bulan) yang diukur sebanyak 14910 anak, yang tersebar di 4 Kelurahan dan 278 Desa di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu (kecuali 4 desa sulit di wilayah Putussibau selatan) 
d. Enumerator /Tenaga pengumpul data adalah Tenaga gizi dari 23 Puskesmas
e. TIM pengumpul data dibagi dalam  5 (lima) Zona :
1. Zona 1 :  Putussibau Utara, Putussibau Selatan, Bika, Kalis dan Mentebah (Jumlah anggota Tim 8 orang)
2.  Zona 2 : Bunut Hulu, Boyan Tanjung, Pengkadan dan Hulu Gurung
    (Jumlah anggota Tim 6 orang)
3.  Zona 3 : Embaloh Hulu, Batang Lupar, Badau, Empanang dan Puring    Kencana (Jumlah anggota Tim 8 orang)
4.  Zona 4 : Embaloh Hilir, Bunut Hilir, Jongkong dan Selimbau
    (Jumlah anggota Tim 8 orang)
5.  Zona 5 : Seberuang, Semitau, Suhaid, Silat Hilir dan Silat Hulu
   (Jumlah anggota Tim 7 orang)
Hasil survey
Menurut WHO suatu wilayah dikatakan bebas masalah gizi jika Prevalensi Balita kurang gizi (underweight) kurang dari 10%, Kurus (wasting) kurang dari 5?n pendek (stunting) kurang dari 20%. Sedangkan Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019 adalah 1) menurunkan Prevalensi balita underweight kurang dari 17%, 2) menurunkan prevalensi balita wasting kurang dari 9,5?n 3) Menurunkan prevalensi baduta stunting kurang dari 28%. Berdasarkan hasil survey PSG tahun 2019 diperoleh gambaran masalah gizi balita di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu sebagai berikut : persentase balita underweight sebesar 27,7% (4133 anak) dan mengalami penurunan dari tahun 2018 (29,3%). Untuk balita wasting sebesar 10,9% (1632 anak) terjadi penurunan dari tahun 2018 yaitu (11,6%), hasil PSG tersebut juga memperlihatkan bahwa persentase baduta stunting sebesar 31,3% (1922 anak) juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (35,6%). Sedangkan untuk balita gemuk sebanyak 532 anak (3,8%). Lebih jelas mengenai proporsi masalah gizi balita tahun 2018 dan 2019 terlihat pada gambar berikut ;
Persentase Balita Kurus (Wasting)  Indikator Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/TB)
Indikator berat badan menurut tinggi badan menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek, disebabkan seperti menurunnya waktu makan, akibat sakit atau karena menderita diare. Dalam keadaan demikian berat badan anak akan cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan tinggi badan, manifestasinya anak menjadi kurus.
Disamping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut, indikator BB/TB juga digunakan sebagai indikator kegemukan dimana berat badan anak melebihi proporsi normal terhadap tinggi badannya. Maslah kurus dan gemuk pada usia dini dapat berakibat pada resiko berbagai penyakit degeneratif pada saat dewasa. (*)